Pemuda dan Sosialisasi
Pendahuluan
Pertama Pengertian Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialaminya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
Masalah Kepemudaan
Pemuda saat ini mengadapi tantangan berbeda untuk
menemukan kembali perannya. Rendahnya nilai penghargaan atas keberagaman,
menguatnya kencendrungan primordialisme dan radikalisme dari kasus – kasus
kekerasan yang muncul, menguatnya konsumerisme dan hedonisme. Selain itu, juga
menguatnya apatisme terhadap persoalan masyarakat (bangsa), rendahnya jiwa
kepemimpinan dan jiwa patrionisme, rendahnya etos kerja, kemandirian, dan
kemampuan bersaing (Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Oktober 2011).
Pemuda yang diharapkan membawa perubahan dalam pembangunan, terjebak perilaku
korup, dan mudah dibeli oleh kelompok dan golongan elit untuk kepentingan
politik. Pemuda menjadi massa yang memenuhi jalan-jalan karena bayaran.
Bergabung dengan organisasi kepemudaan yang jauh berbeda dengan semangat pemuda
yang memperjuangkan keadilan. Permasalahan sosial yang muncul di kalangan
pemuda seperti:
1. hamil
di usia sekolah
2. aborsi
3. pelacuran
4. hingga
penyakit menular
5. bahkan
muncul kasus anak bermasalah dengan hukum (ABH).
Biasanya hal-hal di atas juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya:
1.
Keluarga
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Lagi-lagi
orang tua dapat dijadikan faktor karena mereka yang paling memiliki ikatan
batin terdekat dengan si anak yang sedang beranjak dewasa ini.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat dibagi menjadi 2:
a. Lingkungan
tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi
perilaku anak dan dapat menimbulkan masalah. Contohnya bila tempat tinggalnya
terdapat orang-orang pengangguran, mabuk-mabukan, berjudi, dan hal-hal negative
lainnya, pemuda memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk bersikap seperti
itu juga
b. Lingkungan
bergaul
Lingkungan bergaul meliputi teman-teman yang di
dekat sang pemuda. Bila pemuda tersebut berada di tempat yang benar misalnya
sekolah tetapi berteman dengan orang yang salah, maka pemuda tersebut juga
dapat melahirkan masalah.
3. Ekonomi
Faktor ini dapat mempengaruhi pemuda. Tingkat ekonomi
orang tuanya yang tinggi dapat membuat perilaku konsumtif, terjadi jenjang
sosial yang dapat melahirkan pembully an, membeli obat-obatan terlarang dll. Namun
bukan berarti tingkat ekonomi yang rendah tidak melahirkan masalah sosial, misalnya
orang dengan tingkat ekonomi rendah, pemuda tersebut cenderung dapat melakukan
pencurian, perampokan, atau kriminalitas karena dengan alas an terdesak.
Anak muda seperti kehilangan identitasnya.
Diperlukan proses pembentukan identitas pemuda yang berkelanjutan di tengah
ketiadaan sosok pemimpin dan role model pemuda yang membanggakan. Oleh
karena itu, upaya yang harus kita dorong bersama adalah bagaimana agar
pemuda memiliki karakter yang kuat, terbangunnya kewargaan lewat pendidikan dan
dialog terus-menerus. Bagaimana Pemuda dapat memperjuangkan hak-haknya lewat
pelibatan aktif sebagai warga. Dibukanya ruang yang lebih luas bagi pemuda
lewat forum, kelompok dan komunitas untuk dapat berekspresi, menyuarakan
pendapatnya serta ikut dalam kesempatan pengembangan diri. Tanggung jawab ini,
bukan hanya pemuda, tetapi negara ikut bertanggungjawab membentuk identitas
kebangsaan dan menjamin ruang bagi anak muda dan pemuda lewat kebijakan.
Identitas sebagai Pemuda
yang Belajar di Perguruan Tinggi
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan
pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung dengan itu negara
yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja dengan
keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan
dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang merekamiliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
Kita sebagai salah satu pemuda yang dapat merasakan menimba ilmu di perguruan tinggi seharusnya dapat memberikan kontribusi lebih kepada bangsa ini. Karena kita diberi kesempatan untuk menimba ilmu lebih banyak dibandingkan orang-oran yang kurang beruntung di luar sana. Contohnya:
1.
Berinovasi
Maksudnya adalah menjadi pemuda yang selalu memiliki program-program baru
yang positif, yang dapat membawa atau merangkul pemuda-pemuda lain agar lebih
positif juga aktivitasnya
2.
Produktif
Meskipun masih belajar di perguruan tinggi, pemuda saat ini juga sudah bias menghasilkan
sambil belajar. Agar nanti jika lulus, sudah tidak canggung masuk dunia
pekerjaan.
3.
Kreatif
Diharapkan pemuda yang belajar di perguruan tinggi, mampu menghasilkan
ide-ide kreatif yang dapat membantu memecahkan masalah kepemudaan dengan tepat.
4.
Menjadi pemuda yang berjiwa “problem solve” bukan “make a problem”
Menjadi pemuda yang mampu mencari jawaban atau pemecahan dari sebuah masalah, bukannya “si pemuda” yang membuat
masalah.referensi :
http://www.demosindonesia.org/laporan-utama/4775-pemuda-dan-masalah-kebangsaan.html
http://finifio.wordpress.com/
Comments
Post a Comment