INDONESIAKU : Pulau Samosir
SEKILAS TENTANG PULAU SAMOSIR
Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik yang berada di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Pulau Samosir biasa disebut pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, sehingga menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis.
Tuktuk adalah pusat konsentrasi turis di Pulau Samosir. Dari Parapat, Tuktuk dapat dihubungkan dengan feri penyeberangan. Selain perhubungan air, Pulau Samosir juga dapat dicapai lewat jalan darat melalui Pangururan yang menjadi tempat di mana Pulau Samosir dan Pulau Sumatera berhubungan.
Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir.
Di pulau ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai daerah wisata yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang mendapat julukan "danau di atas danau".
SEJARAH TERBENTUKNYA DANAU TOBA DAN PULAU
SAMOSIR
Pulau Samosir merupakan sebuah pulau besar
di Danau Toba dimana di Pulau Samosir sendiri terdiri dari enam kecamatan dari
sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir. Danau Toba sendiri
memiliki panjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman bisa mencapai 505 m
yang berada di ketinggian 900 meter. Danau Toba merupakan danau terbesar di
Indonesia dan danau vulkanologi terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri
memiliki luas 640 km2 dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.
Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk
dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang
lalu dengan skala 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI
dideskripsikan sebagai letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan
>1000 km3 material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50km dan
mempengaruhi suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere
bumi. Letusan dari Toba telah menurunkan temperatur bumi sekitar 3 sampai
5 derajat celcius dan mencapai 15 derajat celcius pada latitude yang lebih
tinggi, populasi manusia di bumi yang meninggal sampai 60%.
TANO PONGGOL, TERPISAHNYA SAMOSIR DARI
DARATAN SUMATERA
Dahulu Pulau Samosir berada dalam satu
daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian
paling sempit dari Samosir adalah di Pangururan, lebarnya hanya sekitar 300
meter. Warga dulu menyeret perahu agar bisa pindah ke sisi Danau Toba yang
satunya, daripada harus memutari Samosir.
Pada era penjajahan Belanda dibangunlah
kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu bisa lewat dari
satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir. Dengan kanal itu,
terputuslah sudah Samosir dengan dataran Sumatera dan bisa dikatakan telah
resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah yang disebut
dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol dibangun sebuah
jembatan dengan menggunakan kayu untuk waktu yang cukup lama. Namun kini
Jembatan Tano Ponggol sudah dibeton pada tahun 1982. Menurut buku-buku
Budaya Batak, Tano Ponggol di “potong” Belanda dengan dua alasan yaitu pertama
bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah
belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.
Referensi
Comments
Post a Comment