Manusia dan Harapan
Harapan, setiap manusia pasti memiliki harapan untuk kehidupannya,
harapan-harapan yang baik pastinya. Manusia yang tidak memiliki harapan
dalam hidupnya adalah manusia yang memiliki sifat pesimistis, gampang
putus asa, dan mudah menyerah. Tidaklah baik memiliki sifat seperti itu.
Sekecil apapun harapan yang ada kita haruslah percaya pada harapan
tersebut, karena itulah yang memberikan semangat pada kita untuk dapat
terus berlanjut pada apa yang ingin kita raih.
Berharap sebaiknya diiringi juga dengan berdoa dan kerja
keras, agar harapan itu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun
terlalu berharap lebih pun itu tidak baik, karena akan sangat
mengecewakan ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan. Tapi bukan
berarti hidup berhenti sampai disitu saja saat harapan yang ada tak
sesuai dengan keinginan, masih ada harapan-harapan lain.
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan
supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut
permasalahan masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang
tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan
kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya,
Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk
membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si
pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia
ini bila Tuhan berkehandak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan
sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu
dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup,
yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada
satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang
lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik atau jasmani
maupun mental atau spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup
berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan
alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kebutuhan hidup, sudah
kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self actualization)
C. Pengertian Doa
Menurut bahasa do’a berasal dari kata “da’a” artinya
memanggil. Sedangkan menurut istilah syara’ do’a berarti “Memohon
sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu
yang memudharatkan. Adapun lafadz do’a yang ada dalam al Qur’an bisa
bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa
yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain
Allah, sebab jika kamu berbuat demikian maka, kamu termasuk orang-orang
yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah
demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman
yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan
sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan
menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka
itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52).
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang at Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al
Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada
dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: “Mohonkanlah kepada
Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.” (al
Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a :
Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy berkata: “Setiap perintah di dalam al
Qur’an dan larangan berdo’a kepada selain Allah, meliputi do’a masalah
(permintaan) dan do’a ibadah.”. Adapun perbedaan antara kedua macam do’a
tersebut adalah:
Do’a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan
dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan
ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak
mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada
kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk
syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang
bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih
hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya
boleh.
Do’a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang
diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada
hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan
sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan
dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan
kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya
kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya,
atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang
dipercaya karena ucapannya”.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik
rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara.
Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya
negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak
pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia
perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban.
Karena
itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau
demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara dan pemerintah.
5. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan
pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia
ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada
Tuhan.
E. Usaha Untuk Meningkatkan Kepercayaan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong. dermawan, dan sebagainya
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Comments
Post a Comment